kursor

Trail Of Waving Hearts

Senin, 15 Desember 2014

kalau saja aku


Kalau saja aku langit,
Aku pasti dapat memelukmu setiap saat,
Aku akan selalu menjaga kamu,
Hal yang paling ingin ku lindungi,
Kan ku berikan seluruh bintangku kepadamu
Tapi aku hanya sehembus udara di angkasa,
Sama sekali tak berarti untukmu
Kalau saja aku tanah,
Kan selalu ku berikan kamu tempat berpijak,
Aku kan selalu menangkapmu saat kau terjatuh,
Dan memintamu untuk bangkit lagi,
Takkan ku biarkan bebatuan melukai kakimu,
Ku perintahkan bukitku meluruskan punggungnya,
Agar kamu tak lelah mendaki.
Tapi aku hanya sebutir debu terhempas angin,
Sama sekali tak berarti untukmu.








‘30 november di sudut kerinduan’

masih engkau...


Mata ini tak pernah sanggup menatapmu..
Meskipun asaku teramat besar untuk memelukmu..
Tidak,,
Kau tak pernah bahagia denganku,,
Lalu apa artinya aku di mata indahmu?
Ribuan pasang mata memperhatikanku,
Tapi aku hanya inginkan kau,,
Ya, hanya kau.
Hanya engkau....
Terkadang mungkin itu terdengar sangat egois,,
Tapi hatiku berbisik, kau juga pernah merinduku,
Sesekali menyebut namaku,
Terkadang  juga mencuri pandang demi memperhatikan tingkahku,,
Mungkin aku satu di antara ribuan orang yang mengagumimu,
Tapi bukan satu orang yang terlihat indah di matamu...
Setelah papasan di senja merona
Saat hati ini merasa kau teramat ada
13 november 2014

Senin, 13 Oktober 2014

Di Tengah Malamku

wahai makhluk yang tak perrnah enyah dari fikiranku
mungkinkah sedetik saja engkau mengingat nama ini?
nama sederhana yang pemiliknya enggan tuk berhenti menyebut namamu,
mengenang wajahmu, bercerita dengan bayangmu

wahai makhluk, yang hatinya tlah memaut hati ini,
yang wajahnya selalu muncul dalam ingatan
yang ketika menatap matanya tak mampu bibir ini tuk berbohong,
yang ketika di dekatnya membuat jantung ini berdetak lebih kencang,
yang sangat di rindukan kala tak jumpa,
yang mampu membisukan kata ketika bersua,
yang mampu membuat semua di relakan untuknya,
yang mampu menyakiti hati ini ketika engkau berpaling pergi,
yang mampu membunuh hati ini sehingga tak bisa jatuh cinta lagi




Disudut kamar, 19 maret 2014

Minggu, 12 Oktober 2014

edelweis


Edelweis
Sejuk kala ku hela aura nafasmu
Merayap lembut ke muara-muara nadiku
Mataku berbinar menatap seri wajah
                Tak pernah ingin melihatnya memerah,
Apa lagi olehku
Sahabat hatiku,,
Apakah kau tau darhku berdesir lebih deras
Di waktu angin membisikkan namamu
Kasih,,
Apakah kau pernah mendengar
Tentang kisah kuntum bunga edelweis??
Dialah yang di puja sebagai lambang keabadian cinta
                Namun kasih,, Cintaku yang tumbuh di hatimu jauh lebih abadi di banding lambangnya...
               

kita


Semenjak kuputuskan untuk berjalan di sampingmu
Ragaku kini enggan untuk menjauh
Ribuan langkah sudah kaki ini berjalan bersamamu
Tak pernah ngilu, juga tak lelah
            Jika aku boleh meminta
            Izinkan aku di sisimu selamanya
            Maafkan aku yang benci memnjauh darimu
            Maafkan aku yang lebih menyukai pundakmu
            Sebagai tempat lelapku
            Maaf aku yang tak dapat membencimu
            Meskipun seribukali kau goreskan luka di hatiku
            Karena cintaku mampu mengalahkan rasa itu
Kini tak ada lagi sudut yang beruang
Semuanya tlah terisi dengan perasaan untukmu
Terima kasih atas kesediaanmu
Menggenggam jemari ini
Terima kasih telah kau percayakan hatimu
Untuk ku menjaga
Kan kurangkai cerita ini
Kuhiaskan warna-warni bunga rindu

mengenangmu



Senin, 25 agustus 2014
            Jam menunjukkan pukul 05.15. aku baru saja tersadar dari mimpiku. Segera ku berangkat menuju kamar mandi. Dan memercikkan air ke mukaku, bermaksud hendak berwudlu. Ku terlarut dalam keheningan pagi itu, eva belum terbangun, namun tak lama kemudian, tepatnya di rakaat terakhirku, terlihat ia sudah bergegas ke kamar mandi.
            Setelah berakhir shalatku, ku dengar agak bising di luar sana, para tetangga kost, sepertinya mereka sudah mulai melakukan aktivitasnya. Ku dongakkan kepalaku ke jendela, berniat melihat apa yang sedang terjadi di luar.
            Hmmmm.... ternyata para mahasiswa baru yang akan berangkat ke kampus, hari ini adalah hari pertama orisimaru untuk mahasiswa baru. Tiba-tiba ingatanku berpulang pada kejadian, kira-kira setahun yang lalu. Yah... indah benar ku rasakan waktu itu, ntah kau mengingatnya atau tidak. Dengan tulus kau jemput aku menuju kampus. Meskipun udara pagi itu masih sangat dingin. Mungkin memang seperti itu ketika kau telah mencintai seseorang. Ku fikir perlakuanmu terhadapku sama dengan perlakuanmu terhadapnya saat ini, atau bahkan lebih. Aku terlalu larut dalam anganku. Terlalu berharap dalam asaku. Harusnya ku bisa mengerti dan pahami bahwa rasa itu takkan pernah kembali.
            Maafkan aku yang belum sanggup menghapusmu, meskipun dahulu ku pernah berkata, “setelah berakhirnya kisah ini, maka pertemuan kita dan perkenalan kita beberapa tahun lalu juga akan terdelete dalam kehidupanku”.
            Betapa sangat egoisnya aku yang memaksa untuk tetap memilikimu, yang masih berharap akan cinta di hatimu, padahal aku tahu benar bagaimana semua itu akan berakhir. Maafkan aku pernah mencintaimu, maaf aku pernah hadir dalam hidupmu, kan ku simpan cerita ini di dalam hatiku. Ku kenang dalam  hidupku. Ku takkan menang dengan perasaanku yang tak jelas ini, maaf cintaku ku telah menghadirkan luka dalam hidupmu.